Banyak atau sedikitnya populasi
manusia dalam suatu negara atau wilayah akan mempengaruhi banyak faktor dan
aspek lainya. Aspek yang terpengaruh antara lain ketenaga kerjaan (jumlah
lowongan kerja), tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, lingkungan hidup, dll.
Semakin banyak penghuni di bumi ini, maka akan semakin banyak sumber daya yang
diperlukan untuk menyokong keberlangsungan hidup manusia tersebut. Sumber daya
ini diantaranya yaitu bahan makanan, air, energi, dan tempat tinggal yang
dibutuhkan oleh manusia juga akan semakin banyak. Dengan jumlah penduduk yang
sangat banyak hal ini akan dapat menyebabkan terjadinya eksploitasi alam secara
besar-besaran, padahal sumber daya alam dan biokapasitas dari bumi ini terbatas
sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadinya degradasi kemampuan atau
biokapasitas dari bumi ini. Oleh karena itu agar manusia dapat berlangsung
hidup dengan baik, layak dan sejahtera, dan bumi dapat menyokongnya maka perlu
adanya pembatasan jumlah penduduk atau populasi manusia di bumi ini.
Untuk dapat menjawab dan
memprediksi berapa banyak maksimum populasi manusia yang dapat tinggal atau
hidup didunia, maka ada banyak sekali faktor yang harus kita lihat, dalam hal
ini saya akan lebih menyoroti pada bidang ketersediaan energi (makanan). Selain
itu, karena masalah kependudukan dan populasi manusia ini merupakan subjek yang
menarik untuk dibahas karena berhubungan dengan kelangsungan dari bumi ini
sendiri, maka banyak para ahli bidang lingkungan, kependudukan dan filsuf yang
menyorot dan membicarkan tentang hal ini.
Salah satu filsuf yang
berbendapat yaitu Thomas Malthus pada abad ke 18 yang menyebutkan bahwa,
kekuatan populasi sangat jauh di atas kekuatan bumi untuk memproduksi
penghidupan bagi manusia sehingga kematian prematur dalam satu bentuk atau
bentuk lain harus mendatangi umat manusia.
Dalam salah satu essainya, mathus
menuliskan masa depan yang suram dari manusia. Menusia memiliki dorongan yang
tidak bisa diredam untuk bereproduksi, yang pada akirnya akan membuat planet
mengalami over populasi dan memakan seluruh sumber daya yang ada. Pada akhirnya
umat manusia akan mati karena mengalami kelaparan massal.
Dikutip dari Life’s Little
Mysteries, 13 Oktober 2011, banyak ilmuwan yang memperkirakan bahwa Bumi mampu
menampung manusia hingga 9 sampai 10 miliar jiwa. Salah satunya adalah Edward
Wilson, sociobiologist dari Harvard University. Ia menyimpulkan itu
berdasarkan kalkulasi terhadap sumber
daya yang dimiliki Bumi.
Di samping terbatasnya
ketersediaan air bersih, saat ini memang muncul kekhawatiran atas jumlah
makanan yang bisa diproduksi Bumi. Dan ini sudah diprediksi oleh Malthus, lebih
dari 200 tahun lalu.
Bahkan jika terjadi efisiensi
maksimal sekalipun, di mana seluruh pangan yang ditanam diberikan khusus pada
manusia (tidak lagi pada ternak, yang merupakan cara tidak efisien untuk
mengonversi energi tumbuhan menjadi energi makanan), masih tetap ada batasan
seputar seberapa jauh kuantitas yang tersedia mampu bertahan. Pernyataan ini
berdasarkan pada konsep ekosistem yang dibahas pada minggu kedua mengenai
aliran energi. Energi mengalir dalam ekosistem melalui rantai makanan dan
jaring makanan.Dalam proses aliran ini, jumlah energi kimiawi yang tersedia
bagi kebutuhan organisme akan berkurang sejalan dengan meningkatnya tingkatan
makan (trofik). Sebagian besar energi akan hilang sebagai panas, hanya 10% yang
dapat dimanfaatkan oleh tingkatan trofik selanjutnya. Dalam hal ini manusia
yang merupakan mahluk omnivora yang dapat memakan segalanya, untuk dapat
mengefisiensikan energi yang didapatkan, maka dapat beralih menjadi herbivora atau
vegetarian, dimana hal ini akan mengakibatkan energi yang didapatkan oleh
manusia menjadi lebih besar dibandingkan memakan ayam yang diberi dedak.
Sebagai contoh bila energi padi sebesar 10000 kalori, maka bila manusia
langsung memakan padi akan mendapatkan energi sebesar 1000 kalori, namun bila
padi tersebut diberikan kepada ayam kemudian manusia memakan ayam maka energi
yang didapatkan oleh manusia hanya sebesar 100 kalori, dimana 90% energi akan
hilang menjadi panas setiap kenaikan tingkat trofik ini.
“Jika seluruh manusia sepakat
untuk menjadi vegatarian, yang mengakibatkan tidak ada lagi makanan untuk
ternak, lahan seluah 1,4 miliar hektar yang bisa ditanami di Bumi hanya akan
mampu memberi makan sekitar 10 miliar orang,” sebut Wilson.
Lahan seluas 1,4 miliar hektar
itu akan mampu memproduksi sekitar 2 miliar ton gandum per tahun. “Ini cukup
untuk memberi makan 10 miliar vegetarian. Namun hanya mampu memberi makan 2,5
miliar omnivora karena banyak tumbuhan yang diberikan pada ternak termasuk
unggas,” sebut Wilson.
Artinya, 10 miliar orang
merupakan batas maksimal populasi jika ingin bahan makanan tersedia secara
cukup. Namun berhubung sangat tidak mungkin membuat seluruh manusia berhenti
memakan daging, Wison berpendapat, kapasitas maksimal manusia yang bisa
ditampung Bumi tidaklah mencapai 10 miliar.
Menurut Joel Cohen, population
biologist asal Columbia University, faktor lingkungan lain yang membatasi
kapasitas tampung Bumi adalah siklus nitrogen, ketersediaan fosfor dan
konsentrasi karbon di atmosfir. Akan tetapi, ada ketidakpastian yang sangat
besar terkait dampak seluruh faktor-faktor ini.
Menurut United Nations Population
Division, badan PBB yang memantau populasi manusia, populasi manusia akan
mencapai 7 miliar di sekitar 31 Oktober 2011 ini. Dan dari data yang didapatkan
pada tahun 2014. Jumlah penduduk diseluruh dunia ini, pada saat ini, sudah
mencapai jumlah polpulas sekitar 7,2 milyar yang tersebar dari benua Eropa
sampai dengan Amerika Serikat. Secara detail, 20 negara didunia dengan penduduk
paling banyak berdasarkan pada data yang diperoleh oleh Sensus Departemen
Perdagangan Amerika Serikat yaitu sebagai berikut.
- China/Tiongkok: 1.36 Miliar
- India: 1.24 Miliar
- Amerika Serikat: 319 Juta
- Indonesia: 254 Juta
- Brasil: 203 Juta
- Pakistan: 196 Juta
- Nigeria: 177 Juta
- Bangladesh: 166 Juta
- Russia: 142 Juta
- Jepang: 127 Juta
- Meksiko: 121 Juta
- Philippines: 108 Juta
- Ethiopia: 97 Juta
- Vietnam: 93 Juta
- Mesir: 87 Juta
- Turki: 82 Juta
- Jerman: 80.8 Juta
- Iran: 80.6 Juta
- Kongo: 77 Juta
- Thailand: 68 Juta
Dengan data yang diperoleh sekarang
dan dengan cara pemproyeksian jumlah penduduk di dunia, maka dapat diperkirakan
atau diproyeksikan jumlah penduduk dunia, dan jika proyeksi itu tepat, maka
penduduk dunia saat ini sedang menuju ke angka 9 miliar pada tahun 2050 dan 10
miliar pada tahun 2100. Namun demikian, ditengah perjalanan menuju tonggak
tersebut, sejumlah ilmuwan memperkirakan, perjalanan umat manusia akan
mengalami putar bailk seiring dengan adanya program KB dan program pembatasan
jumlah kelahiran manusia yang akan berakibat pada pengendalian populasi manusia.
Menurut PBB, tren populasi global
menunjukkan bahwa keluarga saat ini semakin kecil. “Data empiris dari 230
negara sejak tahun 1950 menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga mengalami
penurunan dalam jumlah pembuatan anak,” kata Gerhard, Chief of Population
Estimates and Projections Sections, United Nations.
Secara global, tingkat kesuburuan
juga turun mencapai ‘level pengganti’ yakni 2,1 anak per perempuan. Dengan
tingkat rata-rata ini, anak yang lahir akan menggantikan orang tua mereka (dan
mengisi ruang bagi mereka yang mati muda).
Jika tingkat kesuburan global
benar-benar mencapai level pengganti, maka di akhir abad ini, populasi umat
manusia akan stabil di angka antara 9 sampai 10 miliar. Dari sisi kapasitas
yang mampu didukung Bumi, kita akan mencapai titik maksimal, namun tidak lagi
bisa lebih dari itu.
Jadi intinya menurut filsuf, dan
para ilmuwan, penduduk maksimum dari dunia ini, dimana bumi masih bisa
menyokong dan memiliki kapasitas untuk menyediakan sumber daya alam dan energi
yang dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup manusia yaitu sekitar pada angka 9
miliar jiwa sampai dengan 10 miliar jiwa.
Referesi :