Tuesday, 21 October 2014

Ecological Footpirnt (Tapak Ekologi)

Kuliah pasti tidak akan jauh dari tugas, kali ini saya akan membagi tugas kuliah pengetahuan lingkungan mengenai tapak ekologi yang mungkin juga ada yang sedang mencari bahan tersebut. Bahannya yaitu sebagai berikut :

Ecological Footprint atau tapak ekologi merupakan sejumlah area yang terdiri dari lahan dan air yang produktif secara biologi yang dibutuhkan oleh individu, populasi, atau aktivitas tertentu untuk memproduksi bahan konsumsi dan untuk mengolah limbahnya dengan teknologi dan manajemennya. Secara singkat tapak ekologi juga dapat didefinisikan sebagai alat ukur yang mengkaji tingkat konsumsi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Tapak ekologi sering dinyatakan dalam satuan global hektar (gha) karena yang menjadi runag lingkup dalam tapak ekologi individu mencakup lahan atau laut dari seluruh dunia.
Dengan cara membandingkan tapak ekologi hasil perhitungan dengan ketersediaan kapasitas biologis bumi, maka dapat ditentukan apakah pemanfaatan lahan pertanian, hutan, peternakan, lahan energi dapat dilanjutkan atau tidak. Dengan adanya ecological footprint sebagai alat ukur ini, maka dapat dijadikan sebagai indikator apakah pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan oleh manusia mengakibatkan penurunan kualitas ekologi atau tidak, sehingga keseimbangan alam dapat lebih terjaga. Pada perhitungan tapak ekologi ini, terlebih dahulu dibutuhkannya asumsi-asumsi. Asumsi yang umum digunakan yaitu.
  • Semua sumber daya yang dikonsumsi dan limbah (termsuk emisi) yang dihasilkan dapat ditelusuri asal mulanya (tracked).
  • Sebagian besar aliran sumber daya dan buangan dapat diukur dengan menggunakan luasan bioproduktifitas untuk menjaga pasokan sumber daya dan absorbsi buangan.
  • Luasan bioproduktifitas yang berbeda dapat dikonversi menjadi satu ukuran tunggal, yaitu hektar global (gha). Setiap hektar global pada satu tahun mencerminkan bioproduktifitas yang sama dan semua dapat dijumlahkan.
  • Permintaan terhadap sumber daya alam disebut tapak ekologis (ecological footprint), dan dapat dibandingakan dengan biokapasitas (biocapacity) dengan satuan hektar global (gha).

Luasan perminataan (area demanded) bisa lebih besar dari luasan pasokan (area supply), jika permintaan suatu ekosistem melebihi kemampuan ekosistemnya untuk menyediakannya, maka dalam hal ini akan terjadi defisit. ( sumber : Calculation Methodology for the National Footprint Accounts, 2010 10th Edition – Brad Ewing)
Metode yang digunakan untuk menghitung tapak ekologi selama ini merupakan merode yang dikembangkan oleh Global Footprint Network (GFN-USA). Dalam menghitung tapak ekologi, ada 2 faktor yang perlu diperhatikan yaitu faktor ekuivalen dan faktor panen.
  1. Faktor Ekuivalen : merupakan faktor yang digunakan untuk mengkombinasikan tapak ekologi dari lahan yang berbeda-beda. Satuan universal yang digunakan yaitu hektar global (gha). Dimana faktor ekuivalen yang telah ditentukan oleh GFN yaitu untuk 6 (enam) kategori lahan, yaitu: lahan pertanian (2,64), lahan perikanan (0,40), lahan peternakan (0,50), lahan kehutanan (1,33), lahan terbangun (2,64) dan lahan penyerapan karbon/lahan yang diperlukan untuk mengabsorsi CO2 yang bersumber dari bahan bakar fosil (1,33).
  2. Faktor Panen : faktor ini menggambarkan perbandingan antara luasan lahan bioproduktif di suatu wilayah dengan luasan lahan produktif yang sama di wilayah lain untuk tiap komoditas yang sama.

Perhitungan tapak ekologi yang diumpamakan sebagai perhitungan konsumsi diamkan akan menambah barang yang diimpor dan akan mengurangi barang yang diekspor, dapat dirumuskan sebagai berikut.
 Konsumsi Bersih/Total (ton) = Produksi Lokal (ton) + Impor (ton) – Ekspor (ton)

Telapak Ekologis(TE/EF) untuk semua kategori lahan dihitung dengan menggunakan persamaan:

EF = ( P x YF x EQF ) / YN

Keterangan :
EF = ecological footprint/telapak ekologis (TE);
P = jumlah produk dipanen atau limbah yang dihasilkan;
YN = produktivitas nasional rata‐rata untuk P;
YF = yield factor (faktor panen);
EQF = equivalence factor (faktor ekivalensi untuk kategori lahan dimaksud).
Menurut data yang diperoleh dari wikipedia :
nilai tapak ekologi indonesia yaitu sebesar 1,21 gha/orang sedangkan biokapasitasnya yaitu 1,35 gha/orang. Hal ini mempunyai arti bahwa rata-rata setiap individu yang ada di Indonesia membutuhkan lahan produktif seluas 1,21 hektar yang didalamnya juga terdapat air yang dapat digunakan manusia untuk memproduksi sesuatu yang berguna untuk kebutuhan hidupnya serta untuk mengolah limbahnya sendiri. Sedangkan nilai tapak ekologi yang ada pada negara lain yaitu Amerika memiliki nilai tapak ekologi sebesar 9,7 gha/orang, Eropa sebesar 4,7 gha/orang, China 1,6gha/orang, India sebesar 0,8 gha/orang, dan jepang sebesar 4,8gha/orang ( sumber : Miller Jr., G.T. & S.E. Spoolman. Living in the Environment. 17th.Edition. Brooks/Cole: Belmont, CA, USA. 2012 ).
Jika dua faktor yang dijelaskan sebelumnya merupakan faktor yang digunakan untuk menghitung tapak ekologi secara umum, maka untuk menghitung suatu tapak ekologi per individu, juga terdapat faktor yang menjadi aspek untuk menentukan berapa besar tapak ekologi per individu. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu sebagai berikut.
  • Transportasi : metode atau kendaraan apa yang digunakan dalam bepergian, apakah menggunakan motor, mobil, ataukah berjalan kaki.
  • Penggunaan air : menunjukkan seberapa banyak air yang digunakan setiap harinya, dan lama penggunaan air bersih.
  • Berpakaian : menunjukkan berapa pakaian yang digunakan setiap harinya.
  • Rekreasi : menunjukkan kegiatan refreshing yang dilakukan perminggu ke tempat rekreasi.
  • Makanan : menunjukkan berapa banyak makanan yang dikonsumsi dengan menu 4 sehat 5 sempurna.
  • Sampah : menunjukkan metode pembuangan sampah yang dilakukan, dan berapa banyak sampah yang dihasilkan dalam sehari.
  • Ruang/tempat tinggal : menunjukkan seberapa luas tanah dan ruangan yang digunakan untuk individu dan keluarganya tinggal.
Referensi :

No comments:

Post a Comment