Kuliah pasti tidak akan jauh dari tugas, kali ini saya akan membagi tugas kuliah pengetahuan lingkungan mengenai tapak ekologi yang mungkin juga ada yang sedang mencari bahan tersebut. Bahannya yaitu sebagai berikut :
Ecological Footprint atau tapak
ekologi merupakan sejumlah area yang terdiri dari lahan dan air yang produktif
secara biologi yang dibutuhkan oleh individu, populasi, atau aktivitas tertentu
untuk memproduksi bahan konsumsi dan untuk mengolah limbahnya dengan teknologi
dan manajemennya. Secara singkat tapak ekologi juga dapat didefinisikan
sebagai alat ukur yang mengkaji tingkat konsumsi manusia dan dampaknya terhadap
lingkungan. Tapak ekologi sering dinyatakan dalam satuan global hektar (gha)
karena yang menjadi runag lingkup dalam tapak ekologi individu mencakup lahan
atau laut dari seluruh dunia.
Dengan cara membandingkan tapak
ekologi hasil perhitungan dengan ketersediaan kapasitas biologis bumi, maka
dapat ditentukan apakah pemanfaatan lahan pertanian, hutan, peternakan, lahan
energi dapat dilanjutkan atau tidak. Dengan adanya ecological footprint sebagai alat ukur ini, maka dapat dijadikan
sebagai indikator apakah pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan oleh
manusia mengakibatkan penurunan kualitas ekologi atau tidak, sehingga
keseimbangan alam dapat lebih terjaga. Pada perhitungan tapak ekologi ini,
terlebih dahulu dibutuhkannya asumsi-asumsi. Asumsi yang umum digunakan yaitu.
- Semua sumber daya yang dikonsumsi dan limbah (termsuk emisi) yang dihasilkan dapat ditelusuri asal mulanya (tracked).
- Sebagian besar aliran sumber daya dan buangan dapat diukur dengan menggunakan luasan bioproduktifitas untuk menjaga pasokan sumber daya dan absorbsi buangan.
- Luasan bioproduktifitas yang berbeda dapat dikonversi menjadi satu ukuran tunggal, yaitu hektar global (gha). Setiap hektar global pada satu tahun mencerminkan bioproduktifitas yang sama dan semua dapat dijumlahkan.
- Permintaan terhadap sumber daya alam disebut tapak ekologis (ecological footprint), dan dapat dibandingakan dengan biokapasitas (biocapacity) dengan satuan hektar global (gha).
Luasan perminataan (area demanded) bisa lebih besar dari
luasan pasokan (area supply), jika
permintaan suatu ekosistem melebihi kemampuan ekosistemnya untuk menyediakannya,
maka dalam hal ini akan terjadi defisit. ( sumber : Calculation Methodology for the National
Footprint Accounts, 2010 10th Edition – Brad
Ewing)
Metode yang digunakan untuk
menghitung tapak ekologi selama ini merupakan merode yang dikembangkan oleh Global Footprint Network (GFN-USA).
Dalam menghitung tapak ekologi, ada 2 faktor yang perlu diperhatikan yaitu
faktor ekuivalen dan faktor panen.
- Faktor Ekuivalen : merupakan faktor yang digunakan untuk mengkombinasikan tapak ekologi dari lahan yang berbeda-beda. Satuan universal yang digunakan yaitu hektar global (gha). Dimana faktor ekuivalen yang telah ditentukan oleh GFN yaitu untuk 6 (enam) kategori lahan, yaitu: lahan pertanian (2,64), lahan perikanan (0,40), lahan peternakan (0,50), lahan kehutanan (1,33), lahan terbangun (2,64) dan lahan penyerapan karbon/lahan yang diperlukan untuk mengabsorsi CO2 yang bersumber dari bahan bakar fosil (1,33).
- Faktor Panen : faktor ini menggambarkan perbandingan antara luasan lahan bioproduktif di suatu wilayah dengan luasan lahan produktif yang sama di wilayah lain untuk tiap komoditas yang sama.
Perhitungan tapak ekologi yang diumpamakan sebagai
perhitungan konsumsi diamkan akan menambah barang yang diimpor dan akan
mengurangi barang yang diekspor, dapat dirumuskan sebagai berikut.
Konsumsi Bersih/Total (ton) =
Produksi Lokal (ton) + Impor (ton) – Ekspor (ton)
Telapak Ekologis(TE/EF) untuk semua kategori lahan
dihitung dengan menggunakan persamaan:
EF = ( P x YF x EQF ) / YN
Keterangan :
EF = ecological footprint/telapak ekologis
(TE);
P = jumlah produk dipanen atau limbah yang dihasilkan;
YN = produktivitas nasional rata‐rata untuk P;
YF = yield factor (faktor panen);
EQF = equivalence factor (faktor
ekivalensi untuk kategori lahan dimaksud).
Menurut data yang diperoleh dari wikipedia :
nilai tapak ekologi indonesia yaitu sebesar 1,21
gha/orang sedangkan biokapasitasnya yaitu 1,35 gha/orang. Hal ini mempunyai
arti bahwa rata-rata setiap individu yang ada di Indonesia membutuhkan lahan
produktif seluas 1,21 hektar yang didalamnya juga terdapat air yang dapat
digunakan manusia untuk memproduksi sesuatu yang berguna untuk kebutuhan
hidupnya serta untuk mengolah limbahnya sendiri. Sedangkan nilai tapak ekologi
yang ada pada negara lain yaitu Amerika memiliki nilai tapak ekologi sebesar
9,7 gha/orang, Eropa sebesar 4,7 gha/orang, China 1,6gha/orang, India sebesar
0,8 gha/orang, dan jepang sebesar 4,8gha/orang ( sumber : Miller Jr., G.T. & S.E.
Spoolman. Living in the Environment. 17th.Edition. Brooks/Cole: Belmont, CA, USA. 2012 ).
Jika dua faktor yang dijelaskan
sebelumnya merupakan faktor yang digunakan untuk menghitung tapak ekologi
secara umum, maka untuk menghitung suatu tapak ekologi per individu, juga
terdapat faktor yang menjadi aspek untuk menentukan berapa besar tapak ekologi
per individu. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu sebagai berikut.
- Transportasi : metode atau kendaraan apa yang digunakan dalam bepergian, apakah menggunakan motor, mobil, ataukah berjalan kaki.
- Penggunaan air : menunjukkan seberapa banyak air yang digunakan setiap harinya, dan lama penggunaan air bersih.
- Berpakaian : menunjukkan berapa pakaian yang digunakan setiap harinya.
- Rekreasi : menunjukkan kegiatan refreshing yang dilakukan perminggu ke tempat rekreasi.
- Makanan : menunjukkan berapa banyak makanan yang dikonsumsi dengan menu 4 sehat 5 sempurna.
- Sampah : menunjukkan metode pembuangan sampah yang dilakukan, dan berapa banyak sampah yang dihasilkan dalam sehari.
- Ruang/tempat tinggal : menunjukkan seberapa luas tanah dan ruangan yang digunakan untuk individu dan keluarganya tinggal.
No comments:
Post a Comment