Rumah belajar (disingkat menjadi Rumbel) merupakan salah satu kegiatan dari pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh himpunan jurusan dikampusku. Rumbel ini dilaksanakan tiap hari sabtu bertempat di kampung dekat kampus, pengajar di rumbel ini yaitu kami beberapa massa himpunan yang bersedia dengan senang hati mengajar anak-anak mulai dari SD sampai SMA secara cuma-cuma (tidak dipungut biaya). Hal ini kami lakukan atas dasar kegiatan sosial dan penumbuhan semangat belajar pada anak usia sekolah, selain itu karena kami sebagai mahasiswa sadar bahwa kami kuliah di kampus ini dibiayai dan disubsidi baik secara langsung maupun tidak oleh rakyat, dan saya termasuk orang yang dibiayai secara penuh oleh rakyat melalui program pemerintah. Oleh karena itu hal yang bisa kami lakukan yaitu mencoba untuk memberikan manfaat dan pengabdian pada masyarakat yang telah membiayai kami.
Rumbel kali ini merupakan rumbel pertama kali yang aku ikuti pada semester ini, dikarenakan ada banyak acara pada hari sabtu pada minggu-minggu sebelumnya, dan pada rumbel kali ini lebih banyak menjadi penonton. Hal yang membuat kangen untuk bertemu dengan mereka yaitu karena semangat mereka untuk belajar yang besar, meski ada beberapa yang suka bermain namun itu adalah hal yang wajar karena mereka masihlah anak kecil dimana dunia mereka adalah dunia bermain dan belajar. Jika dirumah hal yang biasa aku lakukan yaitu bermain dan mengasuh (dalam bahasa jawa momong) keponakanku, dan selama dalam perantauan ini terkadang kangen dengan anak kecil yang masih lugu, polos dan memiliki semangat yang tinggi untuk belajar sekaligus asik diajak bermain, maka disini aku meluangkan waktu pada hari sabtu pada kegiatan rumbel pada sore harinya, dimana pada kegiatan ini aku dapat bertemu dengan banyak anak kecil sebagai ganti rasa rindu pada keponakanku. Mungkin seolah-olah kami sebagai pengajar yang mengajarkan mereka banyak hal, namun justru hal yang terjadi sebaliknya, aku sendiri sebagai pengajar merasa belajar banyak dari mereka anak-anak kecil yang masih polos dan lugu.
Hal-hal yang aku dapatkan dan belajar dari mereka yaitu :
1. Motivasi Untuk Terus Belajar
Sebagai pengajar mereka justru terkadang aku merasa malu, mereka yang masih kecil memiliki semangat belajar yang tinggi. Kegiatan pengajaran biasanya dimulai pada sore jam 4, namun mereka selalu sudah datang pada jam yang lebih awal, tiap kali datang sebagai pengajar pertama, hal yang akan ditanyakan mereka adalah "kak, dimana kakak-kakak yang lain". Ya, pertanyaan ini muncul dari mereka karena mereka merasa senang belajar bersama-sama dengan kami yang sering datang terlambat kurang sesuai dengan jadwal ini. Ketika melihat mereka belajar dengan serius dan senang hal yang terbesit dari dipikiran ku yaitu :
"Aku tidak boleh kalah dari mereka, aku harus memiliki semangat belajar yang lebih tinggi dari mereka, jangan kalah dengan anak kecil"
2. Menjadi Kakak Bagi Mereka
Hal yang menyenangkan bagi kami yang tidak punya adik atau punya adik yang sudah besar yaitu kami menemukan keluarga baru, adik baru. Hal yang kami lakukan ketika sebelum atau sesudah belajar dengan mereka yaitu bermain dengan mereka, hal ini bagaikan seperti punya adik kecil.
"Keluarga bukan hanya terbatas pada hubungan darah saja, hubungan kakak dan adik dapat tercipta bila kami bisa saling mengerti dan nyaman satu sama lain"
3. Belajar Menjadi Orang Tua
Anak kecil memang menyenangkan dan terkadang merepotkan. Saat bersama mereka hal yang kami dapatkan yaitu bagaimana untuk mengatur, mengasuh dan mendidik mereka, anak kecil yang masih polos. Dikarenakan anak kecil terrkadang susah diatur maka dari hal ini menjadikan kami belajar bagaimana karakter dari anak kecil, cara menghadapinya dan bagaimana menjadi pembimbing bagi mereka. Disamping kami terkadang memposisikan sebagai teman dan kakak mereka, kami juga harus memposisikan diri seperti orang tua bagi mereka.
"Mengasuh anak kecil bukan hal yang mudah, butuh kesabaran dan ketelatenan"
4. Esensi Wanita Memang Merupakan Ibu Pendidik Terbaik Bagi Anak
Salah satu hal yang aku dapatkan dari kegiatan ini yaitu meski kami pengajar terdiri dari laki-laki dan perempuan. Namun anak kecil terutama SD merasa lebih senang ketika belajar dengan kakak-kakak perempuan. Dan kami sebagai laki-laki kebanyakan mengajar anak SMP dan SMA. Namun bila sedang bermain maka anak kecil yang laki-laki baru bermain dengan kami kakak-kakak laki-laki. Dari ini aku mendapatkan pelajaran bahwa jika dilihat dari ketelatenan, kasih sayang dan sifat ngemong memang perempuanlah yang lebih jago dari kami.
"Perempuan merupakan ibu, seorang pendidik yang terbaik dan pertama bagi seorang anak"
Kegiatan sosial memang hal yang menyenangkan untuk dilakukan, disamping dapat membuat orang lain merasa senang, kami sebagai pengajar juga merasa bahagia dapat berbagi dengan mereka, karena ada pepatah yang mengatakan :
"Terkadang kebahagian kita terletak pada kebahagiaan orang lain"
Semoga kami dapat selalu bersemangat untuk mengajar, berbagi dan semangat untuk terus belajar, jangan kalah dari anak kecil seperti mereka. Karena esensi sebenarnya dari proses belajar yaitu :
"Proses belajar yang sesungguhnya merupakan proses sepanjang hidup"
No comments:
Post a Comment